Senin, 25 Juli 2016

Kisah Begawan Dorna



Semasa mudanya, Begawan Dorna bernama Kumbayana, berasal dari Negeri Atasangin. Kala itu, dia mempunyai sahabat, yang kemudian menjadi raja di negeri yang terpisahkan laut dengan Atasangin. Ketika Kumbayana bermaksud menyusul sahabatnya itu, dia terhenti di pinggir laut, dan keluarlah sumpahnya yaitu barangsiapa yang bisa membantunya menyeberang, bila pria diangkat saudara, bila wanita dijadikan isterinya. Datanglah seekor kuda Sembrani, yang sesungguhnya jelmaan bidadari bernama Dewi Wilutama, membantunya menyeberang, dengan cara terbang melintasi lautan. Setelah sampai di seberang, lahirlah bayi yang diberi nama Aswatama, dan Wilutama kembali ke kahyangan.
Tinggallah Kumbayana yang harus merawat anaknya, meneruskan mencari sahabatnya yang telah menjadi raja. Sampai di istana, Kumbayana tidak mengindahkan tatakrama, ingin segera menemui sahabatnya.
Akibatnya, patih negeri itu, yang bernama Gandamana, sangat marah, dan menghajar Kumbayana hingga fisiknya cacat, dan diusir pergi. Terlunta-lunta sambil membesarkan anaknya, Kumbayana melatih ilmu kanuragan, kemudian bergelar Pendita Durna atau Begawan Durna. Berkat ketekunannya, Begawan Durna mumpuni dalam ilmu kanuragan. Dalam pengembaraannya, suatu hari Durna bertemu anak-anak keluarga Hastina yang masih remaja, yaitu Kurawa dan Pendawa, yang sedang bermain dan kehilangan bola mereka, yang jatuh ke dalam sumur mati. Mereka tidak bisa mengambilnya. Begawan Durna menunjukkan kemahirannya, mengambil bola itu dengan menggunakan ujung rumput yang dilempar berturut-turut menancap pada bola, sambung menyambung
menjadi tali. Berkat kesaktiannya, Durna diangkat menjadi guru yang mengajar Pendawa dan Kurawa, dan selanjutnya menetap di Hastina. Aswatama juga ikut bermukim di Hastina.
Dalam Perang Bharatayudha, Durna membela Kurawa, dan gugur di tangan Drestajumena.
Begawan Durna dalam versi Jawa adalah tokoh jahat, yang banyak mempengaruhi perbuatan jahat Duryudana. Bahkan bersedia menjerumuskan muridnya sendiri, Bima, dalam kisah Dewa Ruci. Tapi dalam versi Mahabharata India, tokoh jahatnya adalah Sengkuni, paman Duryudana.
Satu hal yang menarik, nama Durna ternyata dikenal juga di luar Indonesia dan India, yaitu dalam novel-novel cerita silat Tiongkok. Menteri jahat pada cerita-cerita silat itu, sering disebut sebagai “menteri dorna”.